Aliran-aliran Linguistik dan Tokohnya

Bahasa dan Sastra - Apa saja aliran-aliran Linguistik? Kali ini kami akan mengulas mengenai aliran-aliran apa saja yang terdapat pada linguistik, lalu bagaimana perkembangannya selama ini dan beberapa tokoh yang berpengaruh didalamnya. Keberadaan bahasa merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan terutama untuk manusia, karena bahasa merupakan salah satu pembeda antara hewan dan manusia. Di dalam bahasa sering kalinya mendengar kata linguistik. Linguistik adalah satu cabang ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek penelitiannya. Linguistik membahas tentang makna (semantik), bunyi (fonologi), unsur-unsur (morfologi) dan struktur suatu bahasa sehingga memudahkan kita untuk dapat memahami dan menerjemahkan satu bahasa ke dalam bahasa lain.

Pengertian Linguistik

aliran-aliran Linguistik


Perkembangan linguistik pada saat ini berkembang secara pesat. Dalam sejarah perkembangannya, linguistik dipenuhi berbagai aliran. Masing-masing aliran memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang bahasa, namun pada prinsipnya aliran tersebut merupakan penyempurnaan dari aliran-aliran sebelumnya. Menurut Chaer (2003:332) menyebutkan bahwa studi linguistik telah mengalami tiga tahap perkembangan, yaitu :
  • Spekulasi. Tahap ini memuat pernyataan-pernyataan tentang bahasa yang tidak didasarkan pada data empiris, melainkan pada dongeng/rekaan belaka.
  • Klasifikasi dan Observasi. Pada tahap ini para linguis mulai mengadakan pengamatan serta penggolongan terhadap bahasa-bahasa yang diselidiki.
  • Perumusan teori. Ditahap ini linguis mencoba untuk membuat teori-teori tentang linguistik dan berkembang hingga saat ini.

Aliran-aliran Linguistik

Pada dasarnya, ada 3 jenis aliran Pendekatan Linguistik yaitu Linguistik Struktural, Linuistik Deskriptif, dan Linguistik Fungsional

Aliran Struktural : Pada awal abad XX yaitu tahun 1916 lahir aliran linguistik  struktural. Aliran ini lahir bersamaan dengan diluncurkannya buku ”Course de linguistique Generale” karya Saussure. Ferdinand De Saussure yang juga dikenal sebaga Bapak Strukturalisme dan sekaligus Bapak Linguistik Modern.Ferdinand de Saussure (1857-1913) dianggap sebagai Bapak Linguistik Modern, berdasarkan pandangan-pandangan yang dimuat dalam bukunya Course de Lisguestique General.

Ciri-ciri Aliran Struktural
  • Berlandaskan pada faham behaviourisme. Dalam hal ini berbahasa merupakan proses rangsang-tanggap (stimulus-response).
  • Bahasa berupa ujaran artinya hanya ujaran saja yang termasuk dalam bahasa .
  • Bahasa merupakan sistem tanda (signifie dan signifiant) yang arbitrerdankonvensional.Berkaitan dengan ciri tanda, bahasa pada dasarnya merupakan paduan dua unsur yaitu signifie dan signifiant. Signifie adalah unsur bahasa yang berada di balik tanda yang berupa konsep di balik sang penutur atau disebut juga makna. Sedangkan signifiant adalah wujud fisik atau hanya yang berupa bunyi ujar.
  • Bahasa merupakan kebiasaan (habit), dalam hal ini pengajaran bahasa menggunakan metode drill and practice yakni suatu bentuk latihan yang terus menerus, berkelanjutan, dan berulang-ulang sehingga membentuk kebiasaan.
  • Kegramatikalan berdasarkan keumuman.
  • Level-level gramatikal ditegakkan secara rapi mulai dari yang morfem sampai menjadi kalimat.
  • Analisis dimulai dari bidang morfologi.
  • Bahasa merupakan deret sintakmatik dan paradigmatik
  • Analisis bahasa secara deskriptif.
  • Analisis struktur bahasa berdasarkan unsur langsung, yaitu unsur yang secara langsung membentuk struktur tersebut. Ada empat model analisis unsur langsung yaitu model Nida, model Hockett, model Nelson, dan model Wells.

Aliran deskriptif : Aliran yang memberikan deskripsi (pemerian) dan analisis bahasa (Alwasilah,1993:96). Aliran lahir pada akhir abad ke XIX dan permulaan abad XX ketika Saussure sedang mengajukan ide-idenya di Eropa, muncul linguistik sinkronis di Amerika di bawah pelopor Franz Boas. Boas memberikan arah bagi linguistik Amerika yang kemudian menjadi besar dan berkembang.Dalam aliran ini muncul beberapa tokoh penting seperti Franz boas dan Leonard Bloomfield.s Boas dan teman-temannya memberikan perhatian yang besar pada penguraian struktur bahasa-bahasa Indian. Oleh sebab itu, mereka disebut juga golongan deskriptif. Kaum deskriptif ini berusaha keras membangun teori-teori bahasa yang abstrak dan bersifat umum berdasarkan hasil-hasil penelitian yang dilakukannya. Menurut Boas, tidak ada satu bahasa yang merupakan bahasa ideal yang menjadi ukuran bahasa-bahasa lainnya. Selain itu, sekelompok pemakai bahasa tertentu tidak berhak mengatakan bahwa bahasa yang digunakan oleh kelompok lainnya tidak rasional. Yang benar adalah pada setiap bahasa terdapat kategori-kategori logis tertentu yang harus digunakan pada bahasa tersebut. Bagi Boas bahasa hanyalah merupakan tuturan artikulasi, yaitu bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat-alat artikulasi. Kunci dasar pemikiran Boas terletak pada kesadarannya, yang muncul dalam masa perjalananya (ke Tanah Baffin pada 1883-1844).Karyanya berupa buku Handbook of American Indian Languages (1911-1922) ditulis bersama sejumlah koleganya. Di dalam buku tersebut terdapat uraian tentang fonetik, kategori makna dan proses gramatikal yang digunakan untuk mengungkapkan makna.

Alirain Fungsional :  Linguistik fungsional dipelopori oleh Roman Jakobson dan Andre Martinet, kehadirannya sangat berarti dalam upaya menjembatani kesenjangan (gap) antara linguistik struktural Amerika dan Eropa.Linguistik struktural (Eropa) banyak dipengaruhi oleh gagasan fungsi-fungsi linguistik yang menjadi ciri khas aliran Praha. Trubeckoj terkenal mengembangkan metode-metode deskripsi fonologi, maka R. Jakobson terkenal karena telah menyatakan dengan pasti pentingnya fonologi diakronis yang mengkaji kembali dikotomi-dikotomi F. de Saussure antara lain dikotomi yang memisahkan dengan tegas sinkronis dan diakronis.

Kemunculan aliran fungsionalisme dalam bidang linguistik merupakan kontribusi dari berbagai bidang ilmu diantranya adalah antropologi, sosiologi,  dan psikologi yang menganut strukturalisme. Hal ini dapat dilihat dari pengaruh besar Saussure hingga Chomskin. Fungsionalisme dalam kajian ini kemudian lebih dikenal dengan sebutan Struktural Fungsional.

Fungsionalisme adalah gerakan dalam linguistik yang berusaha menjelaskan fenomena bahasa dengan segala manifestasinya dan beranggapan bahwa mekanisme bahasa dijelaskan dengan konseuensi-konsekuensi yang ada kemudian dari mekanisme itu sendiri. Wujud bahasa sebagai sistem komunikasi manusia tidak dapat dipisahkan dari tujuan berbahasa, sadar atau tidak sadar.

Konsep utama dalam fungsionalisme ialah fungsi bahasa dan fungsi dalam bahasa. Sikap fungsionalistis terhadap fungsi bahasa sebagai berikut.
  • Analisis bahasa mulai dari fungsi ke bentuk.
  • Sudut pandang pembicara menjadi perspektif analisis.
  • Deskripsi yang sistematis dan menyeluruh tentang hubungan antara fungsi dan bentuk.
  • Pemahaman atas kemampuan komunikatif sebagai tujuan analisis bahasa.
  • Perhatian yang cukup pada bidang interdisipliner, misalnya sosiolinguistik dan penerapan linguistik pada masalah praktis, misalnya pembinaan bahasa.

Sejarah linguistik yang sangat panjang telah melahirkan aliran-aliran linguistik. Masing-masing aliran memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang bahasa, tapi pada prinsipnya aliran tersebut merupakan penyempurnaan aliran-aliran sebelumnya. Ada beberapa aliran linguistik yang kita kenal, antara lain sebagai berikut:


1.  Linguistik Tradisional

Linguistik tradisional sering dipertentangkan dengan tata bahasa struktural. Hal ini dikarenakan akibat dari pendekatan keduanya yang tidak sama terhadap hakikat bahasa. Tata bahasa tradisional menganalisis bahasa pada filsafat dan semantik sedangkan tata bahasa struktural berdasarkan struktur/ciri formal yang ada pada suatu bahasa tertentu. Terbentuknya tata bahasa tradisional telah melalui masa yang sangat panjang, mulai dari zaman Yunani sampai menjelang munculnya linguistik modern sekitar akhir abad ke-19 ;

a.    Linguistik zaman Yunani (abad ke 5 M – abad ke 2 M)

Masalah pokok kebahasaan yang menjadi pertentangan pada waktu itu :

1. Pertentangan antara fisis dan nomos
Fisis mempunyai prinsip abadi dan tidak dapat diubah/ditolak, sedangkan nomos bersifat konvensi artinya makna-makna kata itu diperoleh dari hasil-hasil tradisi/kebiasaan.

2. Pertentangan analogi dan anomali
Menyangkut masalah bahasa itu sesuatu yang teratur atau tidak teratur. Kaum analogi Plato dan Aristoteles berpendapat bahwa bahasa bersifat teratur dan sejalan dengan kaum naturalis, sedangkan anomali berpendapat bahwa bahasa itu tidak teratur dan sejalan dengan kaum konvensional.

Dari studi bahasa pada zaman Yunani terdapat beberapa tokoh yang mempunyai peranan besar, antara lain :

Kaum Sophis (abad ke 5M) : melakukan kerja secara empiris, menggunakan ukuran tertentu, mementingkan bidang retorika dalam studi bahasa dan membedakan tipe-tipe kalimat berdasarkan isi dan makna. Salah satu tokoh Kaum Sophis adalah Protagoras. Protagoras membagi kalimat menjadi kalimat narasi, kalimat tanya, jawab, perintah, laporan, doa dan undangan. Gregorias membicarakan tata bahasa.

Plato (429 – 347 SM) : memperdebatkan analogi dan anomali, membuat batasan bahasa bahwa bahasa adalah pernyataan pikiran manusia dengan perencanaan anomata dan rhemata, dan membedakan kata anoma (nama, nomina dan subjek) dan rhema (ucapan, verba dan predikat).

Aristoteles (384 – 322 SM) : membagi kata dalam 3 kelas kata, yaitu anoma, rhema dan syndesmoi. Syndesmoi adalah kata-kata yang lebih banyak bertugas dalam hubungan sintaksis. Membedakan jenis kelamin kata (gender) menjadi 3, yaitu maskulin, feminin dan neutrum.

Kaum Stoik (abad ke 4 M) : membedakan studi bahasa secara logika dan studi bahasa secara tata bahasa, menciptakan istilah khusus dalam studi bahasa, membedakan 3 komponen studi bahasa, yaitu (1) tanda, simbol, sign atau semainon, (2) makna, smainomen/lekton, (3) hal-hal di luar bahasa (benda/situasi), (4) membedakan legein (bunyi), (5) membagi jenis kata menjadi 4, yaitu kata benda, kata kerja, syndesmoi dan arthoron (jenis kelamin dan jumlah), (6) membedakan kata kerja komplek dan tidak komplek serta pasif dan aktif.

Kaum Alexandrian : menganut paham analogi dalam studi bahasa yang menciptakan buku Dionysius Thrax yang menjadi cikal bakal tata bahasa tradisional. Di India pada tahun 400 SM Panini seorang sarjana Hindu membuat buku dengan judul Adtdyasi merupakan deskripsi lengkap bahasa Sansekerta yang pertama kali ada. Oleh karena itu Leonard Bloomfield, tokoh linguis struktural Amerika menyebut Panini sebagai One of The Greatest Monuments of The Human Intelligence.


b. Linguistik zaman Romawi

Tokoh pada jaman Romawi yang terkenal antara lain, Varro (116 – 27 SM) dengan karyanya, De Lingua Latina dan Priscia dengan karyanya Institutiones Grammaticae. Varro dalam bukunya De Lingua Latina membahas masalah analogi dan anomali seperti pada jaman Stoik di Yunani. Dibagi dalam bidang-bidang etimologi, morfologi, sintaksis. Tata bahasa Priscia, dianggap sangat penting karena:
  • Merupakan buku tata bahasa Latin paling lengkap yang dituturkan pembicara aslinya.
  • Teori-teori tata bahasa yang merupakan tonggak-tonggak utama pembicaraan bahasa secara tradisional.

c. Linguistik zaman Pertengahan

Studi bahasa pada zaman pertengahan mendapat perhatian penuh treutama oleh para filsuf skolastik. Peranan yang patut dibicarakan pada zama pertengahan :
  • Kaum Modistae : menerima analogi karena menurut mereka bahasa itu bersifat reguler dan universal, memperhatikan secara penuh akan semantik sebagai penyebutan definisi bentuk-bentuk bahasa dan mencari sumber makna, maka dengan demikian berkembanglah bidang etimologi pada zaman itu.
  • Tata Bahasa Spekulativa : merupakan hasil integrasi deskripsi gramatikal bahasa Latin ke dalam filsafat skolastik.
  • Petrus Hispanus : memasukkan psikologi dalam analisis makna bahasa, membedakan nomen atas dua macam yaitu nomen substantivum dan nomenedjektivum, dan membedakan semua bentuk yang menjadi subjek/predikat dan bentuk tutur lainnya.

d. Linguistik zama Renaisans
Merupakan zaman pembukaan abad pemikiran modern dan dalam sejarah studi bahasa terdpat dua hal yang menonjol pada zaman ini, yaitu :
  • Sarjana pada waktu itu menguasai bahasa Latin, Ibrani dan Arab.
  • Bahasa Eropa lainnya juga mendapat perhatian dalam bentuk pembahasaan, penyusunan tata bahasa, dan perbandingan.

e. Menjelang lahirnya linguistik modern
Masa antara lahirnya linguistik modern dengan masa berakhirnya zaman reinans terdapat satu tonggak yang sangat penting dala sejarah studi bahasa, yaitu adanya hubungan kekerabatan antara bahasa sansekerta dengan bahasa-bahasa Yunani, Latin dan Jerman. Hal ini membuka babak baru sejarah linguistik yakni dengan berkembangnya studi linguistik bandingan atau linguistik historis komparatif, serta studi mengenai hakekat bahasa secara linguistik terlepas dari masalah filsafat Yunani kuno.


2. Linguistik Strukturalis

Linguistik strukturalis berusaha mendeskripsikan suau bahasa berdasarkan ciri yang dimiliki bahasa. Pandangan ini sebgai akibat dari konsep atau pandangan baru terhadap bahasa yang dikemukaan oleh bapak Linguistik Modern, yaitu Ferdinand de Saussure.
a. Ferdinand de Saussure (1857 – 1913) : telaah sinkronik dan diakronik, perbedaan langue dan parloe, perbedaan signifian dan signifie, serta hubungan sintagmatik dan paradigmatik.
b. Aliran Praha : bidang fonologis yang mempelajari fungsi bunyi tersebut dalam suatu sistem dan bidang sintaksis dengan menelaah kalimat melalui pendekatan fungsional.
c. Aliran Glosematik : Louis Hjemslev membuat ilmu bahasa menjadi ilmu yang berdiri sendiri, bebas dari ilmu lain, dengan peralatan, metodologis, dan terminologis sendirian.
d. Aliran Firthian : adanya teori mengenai fonologi prosodi oleh John R. Fith. Fonologi prosodi adalah suatu cara untuk menentukan arti pada tataran fonetis.
e. Linguistik sistemik : memberikan perhatian penuh pada segi kemasyarakatan bahasa., memandang bahasa sebagai pelaksana, mengutamakan pemerian ciri-ciri bahasa tertentu beserta variasinya., mengenal adanya gradasi/kontinum dan menggambarkan tiga tataran utama bahasa
f. Leonard Bloomfield dan strukturalis Amerika : merupakan aliran taksonomi karena menganalisis dan mengklasifikasikan unsur-unsur bahasa berdasarkan hubungan hierarkinya.
g. Aliran Tagmemik : mengemukakan bahwa satuan dasar dari sintaksis adalah tagmen (susunan).


3. Linguistik Transformasional dan Aliran-aliran sesudahnya

Di dalam linguistik ini terdapat perubahan model strukturalnya. Berikut ini model-modelnya :
a. Tata bahasa transformasi : berusaha mendeskripsikan ciri-ciri kesemestaan bahasa yang pada mulanya dipakai untuk mendeskripsikan kaidah-kaidah bahasa Inggris.
b. Semantik generatif : menurut teori generatif semantik, struktur semantik dan struktur sintaksis bersifat homogen, dan untuk menghubungkan kedua struktur itu cukup hanya dengan kaidah transformasi saja.
c.  Tata bahasa kasus : pertama kali diperkenalkan oleh Charles J. Fillmore yang membagi kalimat menjadi 2, yaitu : modalitas (unsur negasi, kala, aspek dan adverbia) dan proposisi (verba disertai dengan sejumlah kasus).
d. Tata bahasa relasional : setiap struktur klausa terdiri dari jaringan relasional yang melibatkan tiga macam wujud, yaitu :
  • Seperangkat nodes (simpai) : menampilkan elemen di dalam suatu struktur.
  • Seperangkat tanda relasional : nama relasi gramatikal
  • Seperangkat coordinates : menunjukkan pada tataran yang manakah elemen itu menyandang relasi gramatikal tertentu terhadap elemen lain.
Berdasarkan penjelasan diatas secara singkat dalam linguistik memiliki beberapa aliran, yaitu aliran linguistik tradisional, linguistik struktural dan linguistik transformasional dan aliran-aliran sesudahnya.

Demikianlah yang dapat kami ulas mengenai aliran-aliran linguistik. Semoga dapat menambah wawasan dan bermanfaat. Terimakasih telah berkunjung untuk membaca.

0 komentar:

Artikel Terkait Lainnya:

Diberdayakan oleh Blogger.