Pengertian dan Jenis Presuposisi(Praanggapan)

Bahasa dan Sastra -Apa yang dimaksud dengan Pra anggapan? dan apa saja jenis-jenis praanggapan? Pragmatik memiliki kajian atau bidang telaah tertentu yaitu deiksis, praanggapan (presupposition), tindak tutur (speech acts), dan implikatur percakapan (conversational implicature). Kali ini kita akan membahas dahulu mengenai Praanggapan dan juga Implikatur Percakapan.  Apa pengertian praanggapan akan kita bahas lebih lanjut termasuk jenis-jenis praanggapan dan juga jenis jenis implikatur.

Istilah presuposisi atau praanggapan berasal dari bahasa Inggris presupposition yang berarti perkiraan, persangkaan, atau praanggapan. Istilah ini digunakan karena sebuah kalimat ternyata dapat mempresuposisikan dan mengimplikasikan kalimat yang lain. Sebuah kalimat dapat dikatakan mempresuposisikan kalimat lain bila ketidakbenaran kalimat kedua (yang dipresuposisikan) mengakibatkan kalimat pertama (yang mempresuposisikan) tidak dapat dikatakan benar atau salah.

Praanggapan merupakan dasar penyimpulan dari suatu ujaran yang ditarik berdasarkan makna ujaran itu dikaitkan dengan konteksnya. Dalam kajian pragmatik terdapat dua jenis praanggapan, yaitu praanggapan semantic dan praanggapan pragmatic. Praanggapan semantic adalah praanggapan yang ditarik dari suatu ujaran berdasarkan makna ujaran itu secara sintaksis atau secara gramatikal. Karena itu, praanggapan semantic ini mirip, tetapi tidak sama, dengan konsep keterkandungan makna dalam semantic. Dalam praanggapan semantic ada sejumlah penanda gramatikal  dapat ditariknya suatu praanggapan dari suatu ujaran. Akan tetapi , bila dikaitkan dengan konteks situasi ujaran itu, penanda gramatikal itu sering tidak dapat dugunakan. Untuk mengatasi hal ini, praanggapan pragmatic dapat menjelaskannya. Praanggapan pragmatik, di samping didasarkan atas makna gramatikal juga didasarkan atas maksud ujaran itu secara kontekstual, Dengan praanggapan pragmatik, dapat dijembatani senjang antara apa yang diutarakan dan apa yang dimaksud.

 Presuposisi(Praanggapan)

 Presuposisi(Praanggapan) dan Implikatur

Pengertian Praanggapan (Presuposisi) 

Praanggapan (presuposisi) berasal dari kata to pre-suppose, yang dalam bahasa Inggris berarti to suppose beforehand (menduga sebelumnya), dalam arti sebelum pembicara atau penulis mengujarkan sesuatu ia sudah memiliki dugaan sebelumnya tentang kawan bicara atau hal yang dibicarakan.

Pengertian Presuposisi dari beberapa tokoh :

George Yule (2006:43) : praanggapan atau presupposisi adalah sesuatu yang diasumsikan oleh penutur sebagai kejadian sebelum menghasilkan suatu tuturan. Yang memiliki presuposisi adalah penutur bukan kalimat.

Louise Cummings (1999: 42) : praanggapan adalah asumsi-asumsi atau inferensi-inferensi yang tersirat dalam ungkapan-ungkapan linguistik tertentu.

Nababan (1987:46), : praanggapan adalah sebagai dasar atau penyimpulan dasar mengenai konteks dan situasi berbahasa (menggunakan bahasa) yang membuat bentuk bahasa (kalimat atau ungkapan) mempunyai makna bagi pendengar atau penerima bahasa itu dan sebaliknya, membantu pembicara menentukan bentuk-bentuk bahasa yang dapat dipakainya untuk mengungkapkan makna atau pesan yang dimaksud.

Dari beberapa definisi praanggapan di atas dapat disimpulkan bahwa praanggapan adalah kesimpulan atau asumsi awal penutur sebelum melakukan tuturan bahwa apa yang akan disampaikan juga dipahami oleh mitra tutur.


Ciri-ciri Praanggapan
Ciri praanggapan yang mendasar adalah sifat keajegan di bawah penyangkalan (Yule,   2006:45). Hal ini memiliki maksud bahwa praanggapan (presuposisi) suatu pernyataan akan tetap ajeg (tetap benar) walaupun kalimat itu dijadikan kalimat negatif atau dinegasikan.

Contoh Praanggapan :
(1) Novel Kroco sangat menarik.
(2) Istri pejabat itu cantik sekali.

Kalimat (1) mempresuposisikan bahwa ada novel yang berjudul Kroco. Bila memang ada novel yang berjudul sepeti itu, kalimat ini dapat dinilai benar dan salahnya. Akan tetapi, bila tidak ada novel yang berjudul Kroco, maka kalimat (1) tidak dapat dinilai benar dan salahnya. Demikian pula dengan kalimat (2), kalimat ini mempresuposisi-kan bahwa pejabat itu mempunyai istri. Bila memang pejabat yang dimaksudkan dalam tuturan itu mempunyai istri, maka kalimat (2) pun dapat dinilai benar dan salahnya. Akan tetapi, bila hal sebaliknya menjadi kenyataan, kalimat (2) pun tidak dapat ditentukan kebenarannya.

Jenis-jenis Praanggapan


Praanggapan (presuposisi) sudah diasosiasikan dengan pemakaian sejumlah besar kata, frasa, dan struktur (Yule, 2006:46). Beliau mengklasifikasikan praanggapan ke dalam 6 jenis praanggapan,  yaitu presuposisi eksistensial, presuposisi faktif, presuposisi non-faktif, presuposisi leksikal, presuposisi struktural, dan presuposisi konterfaktual.

1. Presuposisi Esistensial : Presuposisi (praanggapan) eksistensial adalah preaanggapan yang menunjukkan eksistensi/ keberadaan/ jati diri referen yang diungkapkan dengan kata yang definit.

    Orang itu berjalan
    Ada orang berjalan

2. Presuposisi Faktif : Presuposisi (praanggapan) faktif adalah praanggapan di mana informasi yang dipraanggapkan mengikuti kata kerja dapat dianggap sebagai suatu kenyataan.

    Dia tidak menyadari bahwa ia sakit
    Dia sakit

3. Presuposisi Leksikal : Presuposisi (praanggapan) leksikal dipahami sebagai bentuk praanggapan di mana makna yang dinyatakan secara konvensional ditafsirkan dengan praanggapan bahwa suatu makna lain (yang tidak dinyatakan) dipahami.

    Dia berhenti merokok
    Dulu dia biasa merokok

4. Presuposisi Non-faktif : Presuposisi (praanggapan) non-faktif adalah suatu praanggapan yang diasumsikan tidak benar.

    Saya membayangkan berada di Hawai
    Saya tidak berada di Hawai

5. Presuposisi Struktural : Presuposisi (praanggapan) struktural mengacu pada sturktur kalimat-kalimat tertentu telah dianalisis sebagai praanggapan secara tetap dan konvensional bahwa bagian struktur itu sudah diasumsikan kebenarannya. Hal ini tampak dalam kalimat tanya, secara konvensional diinterpretasikan dengan kata tanya (kapan dan di mana) seudah diketahui sebagai masalah.

    Kapan dia pergi?
    Dia pergi

6. Presuposisi konterfaktual : Presuposisi (praanggapan) konterfaktual berarti bahwa yang di praanggapkan tidak hanya tidak benar, tetapi juga merupakan kebalikan (lawan) dari benar atau bertolak belakang dengan kenyataan.

    Seandainya ibu kota Jawa Barat ada di Sumedang.
    Ibu kota Jawa Barat bukan di Sumedang.

Lihat Juga Pembahasan Indeks

Demikian pembahasan mengenai Presuposisi(Praanggapan) dan Jeni-jenisnya. Bila ada kesalahan mohon koreksinya. Salam

Daftar Pustaka :
  • Dia, Eva Eri. 2012. Analisis Praanggapan. Malang: Madani
  • Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
.

0 komentar:

Artikel Terkait Lainnya:

Diberdayakan oleh Blogger.