Pengertian, Jenis, dan Contoh Gaya Bahasa

Gaya bahasa merupakan cara penyair menggunakan pilihan bahasa untuk menimbulkan kesan-kesan tertentu. Gaya bahasa digunakan bertujuan untuk melahirkan keindahan. Hal itu terjadi karena dalam karya sastralah ia paling sering dijumpai, sebagai wujud eksplorasi dan kreativitas sastrawan-sastrawati dalam berekspresi.

Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan sebuah pikiran lewat bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian si pemakai bahasa. Suatu penciptaan bentuk-bentuk karaya sastra tulisan sangat membutuhkan penguasaan dan pemilihan gaya bahasa agar karya yang dihasilkan memiliki nilai keindahan. Selain ini, anda juga bisa melihat Jenis-jenis Majas.

Jenis-jenis Gaya Bahasa


Gaya bahasa berdasarkan pilihan kata
  1. Gaya bahasa resmi
  2. Gaya bahasa tak resmi
  3. Gaya bahasa percakapan

Gaya bahasa berdasarkan nada
  1. Gaya sederhana
  2. Gaya mulia dan bertenaga
  3. Gaya menengah.

Gaya bahasa berdarkan struktur kalimat

1. Klimaks
Klimaks, atau disebut juga gradasi, merupakan gaya bahasa yang berupa ekspresi dan pernyataan dalam rincian yang secara periodik makin lama makin meningkat, baik kuantitas, kualitas, intensitas, serta nilainya.

Contoh:
Idealnya setiap anak Indonesia pernah menempuh pendidikan formal di TK, SD, SMP, SMA/SMK, syukur S2, S3 sampai gelar Doktor dan kalau mengajar di Perguruan Tinggi bergelar Profesor/Guru Besar pula.


2. Antiklimaks
Antiklimaks adalah kebalikan dari klimaks. Yaitu gaya bahasa yang berupa ekspresi yang mengalami penurunan kualitas, kuantitas intensitas. Gaya bahasa ini di mulai dari puncak makin lama makin ke bawah.

Contoh:
Bagi milyader bakhlil, jangankan menyumbang jutaan rupiah, seratus ribu, lima puluh ribu, sepuluh ribu, seribu rupiah pun ia enggan, masih dihitung-hitung.

3. Paralelisme
Paralelisme merupakan gaya bahasa yang berupa penyejajaran antara frase-frase yang menduduki fungsi yang sama.

Contoh:
Kriminalitas dan kemaksiatan itu akan menyengsarakan banyak orang, membuat sengsara para korbannya.

4. Antitesis
Antitesis merupakan gaya bahsa yang menghadirkasn kelompok-kelompok kata yang berlawanan maksudnya.

Contoh:
  • Kau yang berjanji, kau pula yang mengingkari
  • Di timur matahari terbit dan di barat ia tengggelam

5. Repetisi
Repetisi adalah gaya bahasa yang mengulang pengunaan satu atau beberapa kata tertentu.

Contoh:
    Seumpama merpati akulah kesetiaan yang tidak pernah ingkar janji
    Seumpama embun akulah kesejukan yang membasuh hati yang lara

 Pengertian, Jenis, dan Contoh Gaya Bahasa



Gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna

A. Gaya bahasa retorika, terdiri dari:

1) Aliterasi
Aliterasi merupakan gaya bahasa yang berbentuk pengulangan bunyi konsonan.

Contoh:
  •    Jadilah jantan jujur jenius!

2) Asonansi
Asonansi ialah gaya bahasa berupa pengulangan bunyi vokal

Contoh:
Kura-kura dalam perahu, pura-pura tidak tahu

3) Anastrof
 Anastrof ialah gaya bahasa yang berbentuk pembalikan susunan kalimat dari pola yang lazim, biasanya dari subjek-predikat jadi predikat-subjek

Contoh:
Terlalu kecil anak itu untuk bekerja seberat itu


4) Apofasis/preterisio
Apofasis/preterisio merupakan gaya bahasa yang dipakai guna menyampaikan sesuatu yang memiliki kandungan unsur kontradiksi, kelihatannya seperti menolak tetapi sesungguhnya menerima, kelihatannya memuji tapi sebaliknya, sepertinya membenarkan tetapi sebenarnya menyalahkan, kelihatannya merahasiakan tapi justru membeberkan.

Contoh :
Saya tidak ingin membongkar kesalahan masa silammu bahwa dulu kamu pernah melakukan pemalsuan ijazah dan menjadi plagiator.

5) Apostrof
Apostrof adalah gaya bahasa yang berbentuk pengalihan pembicaraan kepada benda atau sesuatu yang tidak bisa berbicara kepada kita terutama kepada tokoh yang tidak hadir atau sudah tiada, dengan tujuan lebih menarik atau memberi nuansa lain.

Contoh:
 Hai burung-burung betapa merdu nyanyianmu, wahai bunga-bunga betapa indah dan semerbak aromamu, wahai embun pagi, betapa jernih berkilau kamu laksana butiran-butiran intan tertimpa hangat sinar surya.


6) Asidenton
Asidenton merupakan gaya bahsa dengan jalan menghadirkan kata/frasa yang berfungsi sama, berkedudukan sejajar tanpa menggunakan kata penghubung hanya menggunakan koma.

Contoh:
Untuk menjadi insan kamil, kita harus punya imtak yang prima, iptek yang andal, akhlak yang solid, amal salih yang semarak produktif banyak berkarya, kreatif penuh cipta.

7) Polisindenton
 Polisidenton adalah gaya bahasa berupa penyampaian sesuatu dengan menggunakan kata sambung secara berulang.

Contoh:
Kita harus giat menuntut ilmu dari berbagai sumber agar cerdas cendikia agar berwawasan luas agar bisa bnyak berkiprah agar tidak ketinggalan zaman.

8.) Kiasmus
Kiasmus merupakan jenis gaya bahasa yang terdiri dari dua klausa yang berimbang tetapi dipertentangkan.

Contoh:
Sebenarnya mereka orang-orang yang sabar, namun akhirnya berontak terhadap orang-orang yang terus menggencetnya.

9) Elipsis
Elipsis adalah gaya bahasa yang berupa penyusunan kalimat yang mengandung kata-kata yang sengaja dihilangkan yang sebenarnya bisa diisi oleh pembaca/penyimak.

Contoh:
Pembangunan mencakup dua hal yakni pembangunan material dan …….,pembangunan lahiriah dan …….., pembangunan individual dan ……….

10) Eufimisme
Eufemisme adalah gaya bahasa berupa pengungkapan yang sifatnya menghaluskan supaya tidak menyinggung perasaan dan terasa tidak tajam.

Contoh:
Karena melakukan sesuatu yang kurang pas, Pak Bandot akhirnya dikenai pensiun dini. (Terlibat skandal, korupsi, dipecat, di PHK)

11) Litotes
Litotes adalah gaya bahasa yang sifatnya merendahkan diri agar tidak dianggap sombong

Contoh:
Jikalau berkenan, mampirlah ke gubug kami.

12) Histeron Proteron
 Histeron Proteron adalah gaya bahasa yang berupa penyusunan kalimat yang mengandung pembalikan dari logika yang wajar.

Contoh:
Pegang teguhlah sifat jujur maka kamu bakal hancur, bertindaklah adil maka justru kamu akan terpencil.

13) Pleonasme dan Tautologi
Pleonasme adalah sarana retorika semacam tautologi dengan kata kedua yang sudah dijelaskan oleh kata pertama.

Contoh:
Silakan maju ke depan, (maju pati ke arah depan)


Tautologi adalah sarana retorika yang menyatakan sesuatu secara berulang dengan kata-kata yang maknanya sama supaya diperoleh pengertian yang lebih mendalam

Contoh:
Tak ada badai tak ada topan, tiba-tiba saja ia marah.


14) Perifrasis
Perifrasis merupakan  gaya bahasa sejenis pleonasme yang merupakan keterangan berulang namun proporsinya lebih banyak daripada yang sebenarnya.

Contoh:
Dengan sungguh terpaksa karena tak berdaya, tidak punya kekuatan apa-apa tidak bisa berbuat dan melakukan sesuatu saya hanya diam saja ketika kawanan perampokitu menggasak dan menguras ludes barang-barang berharga di rumah sebelah.

15) Prolepsis/antisipasi
16) Erotesis/pertanyaan retoris
17) Silepsis dan Zeugma
18) Koreksio Epanotesis
19) Hiperbol
20) Paradoks
21) Oksimoton

B. Gaya bahasa kiasan, terdiri dari :
1. Persamaan/simile
2. Metafora
3. Alegori, Parabel dan Fabel
4. Personifikasi
5. Alusi
6. Eponim
7. Epitet
8. Sinekdoke
9. Metonimia
10. Antomonasia
11. Hipalase
12. Ironi
13. Satire
14. Iniendo
15. Antifrasis
16. Paronomasia

Lihat Juga Pengertian dan Contoh kalimat Majemuk

Demikian mengenai gaya bahasa dan contoh gaya bahasa yang ada dalam bahasa indonesia. Jika ada kekurangan maupun kesalahan, jangan sungkan untuk berkomentar. Salam.

Daftar Pustaka:
  • Poerwadarminta, dalam Widyamartaya,1995
  • Gorys Keraf, dalam “Diksi dan Gaya Bahasa” 2002
.


0 komentar:

Artikel Terkait Lainnya:

Diberdayakan oleh Blogger.